KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
Hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Selama proses penyusunan
makalah, penulis mengalami berbagai kendala dan hambatan, namun berkat dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak, maka pada akhirnya makalah ini dapat diselesaikan
dengan baik. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih terdapat kekurangannya,
maka dari itu segala kritik dan saran yang membangun akan selalu di terima
dengan senang hati.Semoga laporan yang sederhana ini bermanfaat bagi pembaca.
Blora, Oktober 2014
Pristian Anjar Pramesthi
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL …………………………………………………………………………… 1
KATA
PENGANTAR ………………………………………………………………………….. 2
DAFTAR ISI
……………………………………………………………………………………. 3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
…………………………………………………………….. 4
1.2 Rumusan Masalah
…………………………………………………………………… 5
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………………......
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sumber Daya Panas Bumi
…………………………………………………………... 5
2.2 Langkah Konservasi Energi Panas
Bumi ……………………………………………. 7
2.3
Perhitungan Energi Panas Bumi ……………………………………………………. 8
2.4 Prinsip Kerja PLTP Secara Umum
………………………………………………….. 9
2.5 Teknologi dan Prinsip Kerja PLTP
………………………………………………….. 9
2.5.1 Uap Kering
2.5.1 Flash Steam
2.5.1 Binary Cycle
2.6 Potensi Panas Bumi di Indonesia
………………………………………………….. 12
2.7 Kelebihan dan Kelemahan
…………………………………………………………. 13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
………………………………………………………………………… 13
3.2 Saran
……………………………………………………………………………….. 13
DAFTAR
PUSTAKA ………………………………………………………………………….. 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kebutuhan energi primer Indonesia meningkat seiring dengan
pertumbuhan jumlah penduduk dan ekonomi.Hal ini menyebabkan peningkatan
pada kebutuhan energi primer dan listrik. Kebutuhan energi primer tersebut
sebagian disuplai oleh energi fosil, yang pada tahun 2003 terdiri dari 54,4%
minyak bumi, gas alam 26,5%, batubara 14,1 % dan sisanya adalah energi baru dan
terbarukan.
Saat
ini panas bumi (geotermal) mulai menjadi perhatian dunia. Beberapa pembangkit
listrik bertenaga panas bumi sudah dimanfaatkan di banyak negara seperti
Amerika Serikat (AS), Inggris, Prancis, Italia, Swedia, Swiss, Jerman, Selandia
Baru,Australia, Jepang. Bahkan, sejak 2005 AS sudah sibuk dengan riset besar
mereka di bidang geotermal, yaitu Enhanced Geothermal Systems (EGS). Saat harga
minyak bumi melambung seperti saat ini, panas bumi menjadi salah satu energi
alternatif yang tepat bagi pembangkit listrik di Indonesia. Panas bumi di
Indonesia mudah didapat secara kontinu dalam jumlah besar,tidak terpengaruh
cuaca,dan jauh lebih murah biaya produksinya daripada minyak bumi atau batu
bara.Untuk menghasilkan 330 megawatt (MW),pembangkit listrik berbahan dasar
minyak bumi,memerlukan 105 juta barel minyak bumi, sementara pembangkit listrik
tenaga panas bumi (PLTP) hanya mengolah sumber panas yang tersimpan di
reservoir perut bumi.
Berdasarkan
data Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Kita
memiliki potensi energi panas bumi sebesar 27.000 MW yang tersebar di 253
lokasi atau mencapai 40% dari cadangan panas bumi dunia. Dengan kata yang lebih
ekstrim, kita merupakan negara dengan sumber energi panas bumi terbesar di
Dunia. Namun, hanya sekitar kurang dari 4% yang baru dimanfaatkan. Oleh karena
itu, untuk mengurangi krisis energi nasional kita, pemerintah melalui PLN akan
melaksanakan program percepatan pembangunan pembangkit listrik nasional 10.000
MW tahap ke-II yang salah satu prioritas sumber energi-nya adalah panas bumi
(Geothermal).
1.2.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang kami bahas
dalam makalah kami adalah bagaimana energi panas bumi dapat menghasilkan
listrik, komponen apa saja yang terdapat pada PLTP, serta kelemahan dan
kelebihan PLTP tersebut.
1.3.
Tujuan
Mengetahui prinsip kerja PLTP,komponen-komponen pada PLTP,prinsip dasar
tentang panas bumi serta keuntungan dan kelemahan PLTP.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sumber Daya Panas
Bumi
Menurut salah satu teori, pada prinsipnya bumi merupakan
pecahan yang terlempar dari matahari. Karenanya, bumi hingga kini masih
mempunyai inti panas sekali yang meleleh. Kegiatan-kegiatan gunumg berapi
dibanyak tempat dipermukaan bumi dipandang sebagai bukti dari teori ini. Magma
yang menyebabakan letusan-letusan vulkanik juga menghasilkan sumber–sumber uap
dan air panas pada permukaan bumi. Dibanyak tempat, air dibawah tanah
bersinggungan dengan panas di perut bumi dan menimbulkan suhu tinggi dan
tekanan tinggi.Ia mengalir kepermukaan sebagai air panas, lahar panas dan
aliran uap. Kita bisa menggunakan tidak hanya hembusan alamiah tetapi dapat
membor hingga bagian dasar uap, atau menyemprotkan air dingin hingga
bersinggungan dengan karang kering yang panas untuk memanaskannya menjadi uap.
Gambar
2.1. isi perut bumi
Pada dasarnya bumi terdiri dari tiga bagian sebagaimana
terlihat pada Gambar 2.1. Bagian paling luar adalah lapisan kulit/kerak bumi (crust),.
Tebalnya rata-rata 30-40 Km atau lebih didaratan, dan dilaut antara 7 dan 10
Km. Bagian berikutnya dinamakan mantel, mantel bumi (mantle) merupakan
lapisan yang semi-cair atau batuan yang meleleh atau sedang mengalami perubahan
fisik akibat pengaruh tekanan dan temperatur tinggi disekitarnya, yang terdiri
atas batu yang dalamnya mencapai kira-kira 3000 Km, dan yang berbatasan dengan
inti bumi yang panas sekali. Bagian luar dari inti bumi (outer core)
berbentuk liquid. Inti ini terdiri atas inti cair atau inti meleleh, yang
mencapai 2000 Km. Kemudian lapisan terdalam dari inti bumi (inner core)
berwujud padat. inti keras yang mempunyai garis tengah sekitar 2600 Km.
Panas inti mencapai 5000 0C lebih. Diperkirakan
ada dua sebab mengapa inti bumi itu panas. Pertama disebabkan tekanan yang
begitu besar karena gravitasi bumi mencoba mengkompres atau menekan materi,
sehingga bagian yang tengah menjadi paling terdesak. Sehingga kepadatan bumi menjadi
lebih besar sebelah dalam.
Sebab kedua bahwa bumi mengandung banyak bahan radioaktif
seperti Uranium-238, Uranium-235 dan Thorium-232. Bahan – bahan radioaktif ini
membangkitkan jumlah panas yang tinggi. Panas tersebut dengan sendirinya
berusaha untuk mengalir keluar, akan tetapi ditahan oleh mantel yang
mengelilinginya. Menurut perkiraan rata-rata panas yang mencapai permukaan bumi
adalah sebesar 400kkal/m2 setahun.
Dipermukaan
bumi sering terdapat sumber-sumber air panas, bahkan sumber uap panas. Panas
itu datangnya dari batu-batu yang meleleh atau magma yang menerima panas dari
inti bumi.
Gambar
2.3 memperlihatkan secara skematis terjadinya sumber uap, yang biasanya disebut
fumarole atau geyser serta sumber air panas.
Magma
yang terletak didalam lapisan mantel, memanasi lapisan batu padat. Diatas batu
padat terletak suatu lapisan batu berpori, yaitu batu mempunyai banyak lubang
kecil. Bila lapisan batu berpori ini berisi air, yang berasal dari air tanah,
atau resapan air hujan, atau resapan air danau maka air itu turut dipanaskan
oleh lapisan batu padat yang panas itu. Bila panasnya besar, maka terbentuk air
panas, bahkan dapat terbentuk uap dalam lapisan batu berpori. Bila diatas
lapisan batu berpori terdapat satu lapisan batu padat, maka lapisan batu
berpori berfungsi sebagai boiler. Uap dan juga air panas bertekanan akan
berusaha keluar. Dalam hal ini keatas, yaitu kearah permukaan bumi.
Gambar
2.3 skema terjadinya sumber air panas
dan
sumber uap
Gejala
panas bumi pada umumnya tampak dipermukaan bumi berupa mata air panas,
fumarola, geyser dan sulfatora. Dengan jalan pengeboran, uap alam yang bersuhu
dan tekanan tinggi dapat diambil dari dalam bumi dan dialirkan kegenerator
turbo yang selanjutnya menghasilkan tenaga listrik.
2.2 Langkah
Konsevasi Energi Panas Bumi
Langkah awal dalam mempersiapkan konservasi energi panas
bumi yang pertama yaitu studi tentang sistem panas bumi terutama karaktersitik
sumber panas bumi. Kita mulai dari dapur magma. magma sebagai sumber panas akan
menyalurkan panas yang cukup signifikan ke dalam batuan-batuan pembentuk kerak
bumi. makin besar ukuran dapur magma, tentu akan makin besar sumber daya
panasnya dan semakin ekonomis untuk dikembangkan.
Selanjutnya
adalah kondisi Hidrologi, kita tahu bahwa yang dimanfaatkan pada pembangkit
listrik adalah uap air dari panas bumi dengan suhu dan tekanan tertentu.
sehingga kondisi hidrologi merupakan salah satu faktor penentu dalam hal
ketersedian air. sehingga sumber pemasok air harus diperhatikan dalam pengembangan
energi panas bumi, biasanya sumber pemasok berasal dari air tanah, air connate,
air laut, air danau, es atau air hujan.
Kemudian
yang perlu diperhatikan juga adalah volume batuan dibawah permukaan bumi yang
mempunyai cukup porositas dan permeabilitas untuk meloloskan fluida sumber
energi panas bumi yang terperangkap didalamnya, yang sering disebut sebagai
Reservoir, dan Reservoir panas bumi biasanya diklasifikasikan ke dalam dua
golongan yaitu
· Reservoir yang bersuhu rendah
(<150ºC) dan
· Reservoir yang bersuhu tinggi
(>150ºC).
Yang
dapat digunakan untuk sumber pembangkit tenaga listrik dan dikomersialkan
adalah yang masuk kategori high temperature. Namun dengan
perkembangan teknologi, sumber panas bumi dengan kategori low temperature juga
dapat digunakan asalkan suhunya melebihi 50ºC.
Pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat beroperasi
pada suhu yang relatif rendah yaitu berkisar antara 122 s/d 4820 0F (50 s/d 250 0C). Bandingkan
dengan pembangkit pada PLTN yang akan beroperasi pada suhu sekitar 10220 0F atau 5500 0C.
Selain hal-hal diatas, kita juga harus memperhitungkan umur
panas bumi, walaupun termasuk energi terbarukan, namun bukan berarti panas bumi
memiliki umur tidak terbatas , sehingga perhitungan umur panas bumi juga
merupakan hal yang sangat penting terutama dalam hitungan keekonomiannya.
2.3 Perhitungan
Energi Panas Bumi
Perkiraan atau penilaian potensi panas bumi pada prinsipnya
mempergunakan data-data geologi, geofisika, dan geokimia. Analisa-analisa kimia
memberikan parameter-parameter yang dapat digunakan untuk perkiraan potensi
panas bumi suatu daerah. Rumus yang ada adalah sangat kasar dan merupakan
perkiraan garis besar. Diantara rumus yang ada atau sering dipakai adalah
metode Perry dan metode Bandwell, yang pada umumnya merupakan rumus empirik.
Metode
Perry pada dasarnya mempergunakan prinsip energi dari panas yang hilang. Rumus
untuk mendapatkan energi metode Perry adalah sebagai berikut :
E = D x Dt x P
di
mana:
E = arus energi (Kkal/detik)
D = debit air panas (L/det)
Dt = perbedaan suhu permukaan air panas dan air dingin (0C)
P = panas jenis (Kkal/kg)
Untuk
perhitungan ini, data suhu dinyatakan dalam derajat celcius, debit air panas dalam
satuan liter per detik, sedangkan isi chlorida dalam larutan air panas
dinyatakan dalam miligram per liter.
2.4. Prinsip kerja PLTP
secara umum
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit Listrik (Power generator) yang menggunakan Panas bumi (Geothermal) sebagai energi penggeraknya.
Prinsip kerja pembangkit listik tenaga panas bumi secara
singkat adalah sbb: Air panas yang berasal dari steam sumur uap akan disalurkan
ke Steam receiving header, kemudian oleh separator air dengan uap dipisahkan,
kemudian uap akan digunakan untuk menggerakkan turbin sehingga dihasilkan
listrik.
2.5.
Teknologi dan Prinsip Kerja PLTP
Secara garis besar, Teknologi pembangkit listrik tenaga
panas bumi dapat dibagi menjadi 3(tiga), pembagian ini didasarkan pada suhu dan
tekanan reservoir.
Saat ini terdapat tiga macam teknologi
pembangkit listrik
tenaga panas bumi (geothermal power plants), pembagian ini didasarkan pada suhu
dan tekanan reservoir.Yaitu dry steam, flash steam, dan binary
cycle. Ketiga macam teknologi ini pada dasarnya digunakan pada kondisi yang
berbeda-beda.
2.5.1
Uap Kering (dry steam)
Teknologi
ini bekerja pada suhu uap reservoir yang sangat panas (>235 derajat
celcius), dan air yang tersedia di reservoir amat sedikit jumlahnya. Seperti
terlihat digambar, cara kerja nya adalah uap dari sumber panas bumi langsung
masuk ke turbin melalui pipa. kemudian turbin akan memutar generator untuk
menghasil listrik. Teknologi ini merupakan teknologi yang tertua yang telah
digunakan pada Lardarello, Italia pada tahun 1904.
Jenis
ini adalah cocok untuk PLTP kapasitas kecil dan untuk kandungan gas yang
tinggi.
Contoh jenis ini di Indonesia adalah PLTP Kamojang 1 x 250 kW dan PLTP Dieng 1
x 200
Gambar
2.5.1. Dry Steam Power Plant
Bilamana
uap kering tersedia dalam jumlah lebih besar, dapat dipergunakan PLTP jenis
condensing, dan dipergunakan kondensor dengan kelengkapan nya seperti menara
pendingin dan pompa, Tipe ini adalah sesuai untuk kapasitas lebih besar. Contoh
adalah PLTP Kamojang 1 x 30 MW dan 2 x 55 MW, serta PLTP Drajad 1 x 55 MW.
2.5.1
Flash steam
Teknologi
ini bekerja pada suhu diatas 1820C pada reservoir, cara kerjanya
adalah Bilamana lapangan menghasilkan terutama air panas, perlu dipakai suatu
separator yang memisahkan air dan uap dengan menyemprotkan cairan ke dalam
tangki yang bertekanan lebih rendah sehingga cairan tersebut menguap dengan
cepat menjadi uap yang memutar turbin dan generator akan menghasilkan listrik.
Air panas yang tidak menjadi uap akan dikembalikan ke reservoir melalui
injection wells.
Contoh
ini adalah PLTP Salak dengan 2 x 55 MW.
Gambar
2.5.2. Flash Steam Power Plant
2.5.1
Binary cycle
Teknologi ini menggunakan suhu uap
reservoir yang berkisar antara 107-1820C. Cara kerjanya adalah uap
panas di alirkan ke salah satu pipa di heat exchanger untuk menguapkan cairan
di pipa lainnya yang disebut pipa kerja. pipa kerja adalah pipa yang langsung
terhubung ke turbin, uap ini akan menggerakan turbin yang telah dihubungkan ke
generator. dan hasilnya adalah energi listrik. Cairan di pipa kerja memakai
cairan yang memiliki titik didih yang rendah seperti Iso-butana atau
Iso-pentana.
Gambar
2.5.3. Binary Steam Power Plant
Keuntungan teknologi binary-cycle
adalah dapat dimanfaatkan pada sumber panas bumi bersuhu rendah. Selain itu
teknologi ini tidak mengeluarkan emisi. karena alasan tersebut teknologi ini
diperkirakan akan banyak dipakai dimasa depan. Sedangkan teknologi 1 dan 2
diatas menghasilkan emisi carbondioksida, nitritoksida dan sulfur, namun 50x
lebih rendah dibanding emisi yang dihasilkan pembangkit minyak.
2.6. Potensi Panas Bumi
di Indonesia
Jawa Barat merupakan daerah yang memiliki potensi sumber
daya panas bumi yang terbesar di Indonesia. Potensi panas bumi di Jawa Barat
mencapai 5411 MW atau 20% dari total potensi yang dimiliki Indonesia. Sebagian
potensi panas bumi tersebut dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik,
seperti :
· PLTP Kamojang didekata Garut,
memiliki unit 1,2,3 dengan kapasitas total 140 MW. Potensi yang masih dapat
dikembangkan sekitar 60 MW.
· PLTP Darajat, 60 Km sebelah tenggara
Bandung dengan Kapasitas 55 MW.
· PLTP Gunung Salak di Sukabumi,
terdiri dari unit 1,2,3,4,5,6 dengan kapasitas total 330 MW.
· PLTP Wayang Windu di Panggalengan
dengan Kapasitas 110 MW.
Walaupun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) hanya
mengolah sumber panas yang tersimpan di reservoir perut bumi, bukan berarti
tidak memerlukan biaya. Investasi untuk menggali energi panas bumi tidak
sedikit karena tergolong berteknologi dan berisiko tinggi.
Investasi
untuk kapasitas di bawah satu MW, berkisar US$ 3.000-5.000 per kilowatt (kW).
Sementara untuk kapasitas di atas satu MW, diperlukan investasi US$ 1.500-2.500
per kW. Karakter produksi dan kualitas produksi akan berbeda dari satu area ke
area yang lain. Penurunan produksi yang cepat, merupakan karakter produksi yang
harus ditanggung oleh pengusaha atau pengembang, ditambah kualitas produksi
yang kurang baik, dapat menimbulkan banyak masalah di pembangkit. Misalnya,
kandungan gas yang tinggi mengakibatkan investasi lebih besar.Dalam
pembangkitan listrik, harga jual per kWh yang ditetapkan PLN dinilai terlalu
murah sehingga tak sebanding dengan biaya eksplorasi dan pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Dalam hat ini, PLN tidak bisa disalahkan
karena tarif dasar listrik yang ditetapkan pemerintah masih di bawah harga
komersial, yaitu tujuh sen dollar AS per kWh.
2.7
Kelebihan
dan Kelemahan PLTP
Adapun keuntungan dan kelebihan PLTP
adalah sebagai berikut,
Keuntungan:
1. Bebas emisi (binary-cycle).
2. Dapat bekerja setiap hari baik siang dan malam
3. Sumber tidak fluktuatif dibanding dengan energi terbarukan
lainnya (angin, Solar cell dll)
4. Tidak memerlukan bahan bakar
5. Harga yang kompetitive
6. Teknologinya produksinya relative
sederhana
7. Penghematan bahan bakar fosil
Kelemahan :
1. Cairan bersifat Korosif
2. Effisiensi agak rendah, namun karena tidak perlu bahan bakar,
sehingga effiensi tidak merupakan faktor yg sangat penting.
3. Untuk teknologi dry steam dan flash masih menghasilkan emisi
walau sangat kecil.
4. Terjadi pencemaran air tanah oleh
kontaminan yang terbawa naik fluida
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
1.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi adalah Pembangkit
Listrik (Power generator) yang menggunakan Panas bumi (Geothermal) sebagai energi penggeraknya.
2. PLTP memanfaatkan uap panas bumi
sebagai pemutar generator.
3. Secara singkat Prinsip kerja PLTP :
Panas
tekanan tinggi digunakan
untuk memutar turbin muncul
beda potensial menghasilkan
listrik
4.
Teknologi PLTP dibedakan menjkadi 3
yaitu dry steam, flash steam, dan binary
cycle.
3.2.
Saran
Dukung
pemerintah untuk mengurangi krisis energi nasional yang salah satu nya dengan
memanfaatkan sumber energi panas bumi Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Citrosiswoyo
Wahyudi.”Tenaga Listrik Panas Bumi”.pdf.
ITS:Surabaya.
Kadir
abdul.1996.Pembangkit Tenaga Listrik.
Universitas Indonesia : Jakarta.
Di unduh
24 Oktober 2014 18.15
Tidak ada komentar:
Posting Komentar